Fatayat NU Jatim Bangun Jurnalisme Inklusif Kebhinekaan

Daerah78 Dilihat

Surabaya II Suaraistana.com – PW Fatayat NU Jawa Timur menggelar Pelatihan Jurnalisme Inklusif dengan tema “Jurnalisme Inklusif untuk Kebangsaan dan Kesetaraan”. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat jurnalisme yang berperspektif inklusif, menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan kesetaraan.

Ketua PW Fatayat NU Jawa Timur, Dewi Winarti, Selasa (16/7/2024) menyampaikan bahwa pelatihan yang berlangsung 16-18 Juli 2024, memiliki tujuan untuk mengimplementasikan Modul Jurnalisme Inklusif dalam seluruh produk jurnalistik.

Selain itu, pelatihan ini diharapkan meningkatkan keterampilan peserta dalam menyusun konten berita yang mengedepankan moderasi beragama, memfilter konten intoleran, dan membangun kontra narasi negatif.

Materi pelatihan akan disampaikan oleh para narasumber kompeten, di antaranya Tedi Kholiludin (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ELSA), Fikry Emeraldien (Dosen Komunikasi dan Dakwah UINSA), Riadi Ngasiran (NU Online Jatim), Miftah Farid (Pengurus Nasional Aliansi Jurnalis Independen/AJI), dan Pendeta Andre.

Peserta pelatihan berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pemimpin redaksi, editor, jurnalis, influencer media sosial, hingga praktisi media sosial. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, mereka akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai jurnalisme inklusif dalam karya mereka.

Output yang diharapkan dari pelatihan ini sangat luas, di antaranya peningkatan keterampilan peserta dalam membuat konten toleran, bertambahnya aktor media profesional yang mengampanyekan moderasi beragama, berkurangnya konten intoleransi dan ekstremisme kekerasan di media, serta terbentuknya jaringan kerja media inklusif.

Menurutnya, kehadiran teknologi informasi yang pesat telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita. Namun, perkembangan ini juga disertai dengan pengaru negatif, seperti penyebaran kebencian, hoaks, dan intoleransi. Oleh karena itu, jurnalisme inklusif sangat penting dalam melawan pengaruh negatif tersebut. Jurnalisme yang inklusif tidak hanya menyajikan berita yang objektif dan berimbang, tetapi juga memperhatikan keragaman dan kesetaraan dalam pemberitaannya.

Dengan mengusung nilai-nilai kebangsaan dan kesetaraan, jurnalisme inklusif akan membantu kita membangun Ruang Digital yang sehat, bebas dari provokasi dan perpecahan. Mari kita dukung dan kembangkan jurnalisme inklusif sebagai pilar penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.