Pemkab Bondowoso Launching Program Pengelolaan Sampah “Sapu Berse”

Daerah36 Dilihat

BONDOWOSO, Terbitan.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bondowoso melaunching program pengelolaan sampah terpadu Sampah Pemukiman Bersih Sehat-‘Sapu Berse’, (Sapu Bersih, red), pada Senin (14/2/2022).

Launching yang dilakukan dalam rangka menyambut peringatan hari sampah nasional (HSN) yang jatuh setiap 21 Februari ini, dipimpin langsung oleh Bupati Salwa Arifin, di Pendopo Kabupaten.

Menurut Kepala DLH, Aris Agung Sungkowo, tujuan dibuatnya program itu untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan metode pemilahan sampah.

“TPA kita 10 tahun lagi sudah tak sanggup menampung jumlah sampah. TPA yang baru luasnya 5 hektar belum bisa dipakai, karena jalannya tak bisa dilalui,” katanya.

Ia menyebutkan sebagai langkah awal ada tujuh kecamatan di wilayah Bondowoso yang dijadikan sebagai percontohan pelaksanaan program tersebut.

Yakni, Kelurahan Dabasah, Kelurahan Tamansari, Kelurahan Badean, Kelurahan Kota Kulon, Kelurahan Blindungan, Kelurahan Kademangan, dan Kelurahan Nangkaan.

“Sedangkan untuk desa, nanti kita akan menggandeng kepala desa. Karena masih banyak desa yang belum memiliki TPS,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, salah satu kegiatan di dalamnya yakni memberi pelatihan pemilihan sampah kepada relawan pengangkut sampah di kelurahan tersebut.

Sehingga, nantinya ketika sampah itu diangkut ke tempat pembuangan sampah (TPS) mereka telah memahami perihal pemilihan sampah yang benar. Ujungnya, sampah yang masih memiliki nilai ekonomis pun bisa dimanfaatkan untuk dijual.

Nantinya usai dilakukan pemilahan, kata Agung, sampah-sampah itu akan dikelola dan dijual kembali oleh Becof Bondowoso.

“Mereka siap menerima itu,” tandasnya.

Disinggung tentang pemilihan tujuh kelurahan itu, kata pria akrab disapa Agung ini, dari total produksi sampah 60 ton per hari di Bondowoso. Mayoritas paling banyak sampah pemukiman warga yang ada di kawasan perkotaan.

Sementara untuk jenis sampah terbanyak adalah sampah organik yang mencapai 60 persen, kemudian sisanya merupakan sampah plastik.

“Sampah terbanyak nomor satu rumah tangga, nomor dua pasar,” bebernya.

Terkait kesiapan peralatan yang dibutuhkan untuk memilah sampah, Agung menyampaikan disetiap kelurahan sudah ada pemilahan sampah organik, non organik dan lain sebagainya.

Sementara di rumah tangga tempat sampah tersebut menurutnya, masih belum tersedia secara menyeluruh. Oleh sebab itu, melalui lurah maupun RT setempat, pihaknya akan memberikan edukasi kepada masyarakat agar mereka memiliki alat yang dibutuhkan untuk pengolahan sampah.

“Sehingga yang ngambil sampah, rewan itu. Mereka sudah tidak kesulitan lagi, mana sampah yang bisa dibuang langsung (organik, red), mana yang bisa dijual,” katanya.

Sementara itu, Bupati Salwa Arifin mengatakan, program ‘Sapu Berse’ ini bertujuan untuk membangun kepedulian masyarakat Bondowoso terhadap sampah.

Sehingga, tercipta lingkungan yang bersih, dan sehat, serta masyarakat yang sehat dan berkualitas.

Untuk itu, dirinya mengaku sangat apresiasi terhadap program ini.

Ia berharap, program ini pun tutut serta bisa meningkatkan indeks kesehatan masyarakat.

“Karena kesehatan masyarakat sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, dengan lingkungan yang bersih, indeks kesehatan masyarakat pun akan meningkat,” pungkasnya