Menarik, Diskusi Aliansi Jurnalis Sampang Bedah Tema “Jurnalis Bisa Apa?”

Sampang II Suaraistana.com

Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Sampang (AJS) menggelar Serial Diskusi dengan membedah Tema “Jurnalis Bisa Apa” di Ballroom Hotel Panglima, Kamis (15/6/2023).

Dalam serial diskusi tersebut AJS mengundang tiga orang narasumber yang kompeten di bidangnya. Yakni, Perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim Machmud Suhermono, IJTI Jatim Lukman Rozak dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya Andre Yuris.

Acara yang dimoderatori Announcer Radio Salsabila FM Fahromi Nashihuddin itu, melibatkan organisasi profesi jurnalis, organisasi kepemudaan, dan organisasi kemahasiswaan yang ada di Kabupaten Sampang.

Ketua AJS Abdul Wahed, menjelaskan terkait tema “Jurnalis Bisa Apa?” tujuannya untuk menguatkan peran jurnalis sebagai alat kontrol sosial, pemberi info, edukasi, pelapor, penafsir, wakil publik, peran jaga (watch dog), penghasil kebijakan serta advokasi.

“Karena tugas jurnalis ini merupakan penyampai informasi dan menyebarluaskan kejujuran serta kebenaran kepada publik,” ujar Wahed.

Sementara, PWI Jatim Machmud Suhermono dalam giat tersebut menjelaskan, fungsi pers harus menjadi klarifikator bagi publik ketika ada informasi yang membingungkan masyarakat.

Selain itu, dia mengarahkan sebagai insan jurnalis harus mampu memberikan edukasi bagi masyarakat atau kontrol sosial sehingga masyarakat merasa puas dengan informasi yang diberikan oleh jurnalis.

“Pers menjadi fungsi sebagai klarifikator disaat publik kebingungan ada kabar atau informasi yang berbeda. Maka jurnalis itu bisa apa , jurnalis itu harus menjadi analisis bagi masyarakat atau mendidik atau mengedukasi masyarakat,” tukasnya.

Ditempat yang sama Lukman Rozak, menyampaikan bahwa jurnalis tersebut dituntut mampu untuk menentukan pemimpin dalam lima tahun ke depan dalam mengontrol politik melalui informasi yang diberikan oleh Jurnalis itu sendiri.

“Sebagai jurnalis, maka penentuan Lima tahun Ke depan ada di tangan jurnalis, karena yang mempunyai tugas untuk menginformasikan kepada masyarakat jurnalis ini, jadi jurnalis harus pintar,” terangnya.

Aji Surabaya Andre Yusris, menyampaikan bahwa media ada dua macam. Yakni, media pers dan media non pers. Media pers adalah media yang memproduksi berita dan berada dibawah naungan hukum.

Sementara media non pers adalah media yang media informasi yang tidak ada naungan hukumnya, seperti Facebook, Instagram, YouTube dan lainnya. Hal tersebut disampaikan oleh Mahcmud Suhermono yang merupakan pemateri pertama.

“Media ada dua. Yaitu media pers dan non pers.
Pers adalah produknya adalah berita. Non pers media informasi atau media masa, Dua ini sama balapan saling cepat tapi harus diakui bahwa media pers ini kalah cepat,” ujarnya.