Anggota DPRD Sampang Minta KPM BLT-DBHCT Harus Tepat Sasaran

Sosial Budaya729 Dilihat

Sampang II Suaraistana.com

Anggota Komisi IV DPRD Sampang, Madura, Jawa Timur, Moh. Iqbal Fatoni meminta Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) setempat, transparan dan terbuka dalam mengelola Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT-DBHCT) tahun 2023.

Selain itu, pihaknya mengaku meragukan akurasi data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT-DBHCT tersebut, karena rendahnya persentase serapan anggaran BLT-DBHCHT pada tahun 2022 lalu.

Tidak terserapnya dana bantuan tersebut, Kata pria yang akrab disapa Bung Fafan itu diduga karena terkendala pada proses pendataan KPM. Yakni, buruh tani tembakau dan buruh pabrik rokok legal yang ada di Kota Bahari.

Berdasarkan laporan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinsos PPPA, realisasi anggaran BLT-DBHCHT tahun 2022 yang tidak terserap cukup besar.

“Dari laporan Dinsos PPPA yang kami terima pada waktu rapat kemarin ternyata banyak yang Silpa, berarti kan kita lemah di data,” kata pria yang akrab disapa Fafan kepada sejumlah awak media, Rabu (26/7/2023).

Ia menilai yang dirugikan pada serapan BLT-DBHCHT yang sangat minim ini yaitu masyarakat. Selain itu, dirinya mempertanyakan hambatan yang dilalui pemerintah dalam mendistribusikan bantuan tersebut.

“Sehingga kami meminta data yang terbaru ke Dinsos untuk sama-sama membantu mengkomunikasikan, baik dengan kepala desa maupun dengan kelompok tani,” tutur Fafan.

Sebab, sambung Fafan, data yang ada tersebut harus diverifikasi betul, siapa siapa saja yang memang berhak dapat. Jangan sampai salah sasaran.

“Kami masih meragukan data-data penerima BLT-DBHCHT ini. Kami menyarankan agar Dinsos PPPA bisa berkoordinasi dengan dinas teknis terkait untuk memastikan kebenaran data penerima itu,” ungkap Fafan.

Hal tersebut perlu dilakukan supaya BLT-DBHCHT yang diberikan betul-betul tepat sasaran bagi penerimanya, yakni buruh rokok legal dan buruh tani tembakau.

“Karena hasil sidak kami kemarin di salah satu pabrik rokok, kami temukan ada salah satu penerimanya itu ternyata bukan asli warga Sampang. Nah, versi kami ini sudah tidak benar,” tandas Fafan.